Imam Ghazali (w.505H/1111M) memberikan spesifikasi untuk mereka yang tergolong dalam Shaum al-Khusus (Puasa tingkat kedua) - dalam kitabnya Asrar al-Shaum. Menurut Al-Ghazali (w.505H/1111M) puasa khusus, yaitu puasa (menahan) mata, lisan, pendengaran, dan anggota lainnya dari dosa.
Sedangkan dalam puasa awam, yakni hanya menahan perut dan kemaluan untuk menunaikan syahwat. Dan tingkatkan paling tinggi, yaitu puasa khusus al-khusus (very special fast), yaitu menjaga hati agar tidak berfikir soal dunia atau berangan-angan terkait hal yang rendahan, serta menjaga hati agar tidak berpaling dari Allah. Puasa jenis ini bisa batal, kalau pelakunya sedikit saja berpaling hatinya dari Allah dn hari akhir.
![]() |
Lebih baik nunggu Azan Maghrib daripada nungguin kamu, picture by: www.Merdeka.com |
Puasa khusus — puasa para Shalihin — yaitu menahan anggota badan dari dosa-dosa, dan kesempurnaannya dapat ditempuh lewat enam jalur:
- Puasa mata
- Puasa lisan
- Puasa pendengaran
- Puasa anggota tubuh lainnya seperti, perut dan kaki
- Tidak makan berlebihan
- Hatinya senantiasa terikat dengan Khauf (rasa takut) dan Raja' (rasa harap).
Puasa Mata
Puasa mata (Shaum al-Basar), yaitu menundukan dan menahan pandangan agar tidak bebas melihat yang buruk dan tercela, serta pandangan yang dapat menyibukkan hati dan melalaikannya untuk mengingat Allah swt.
Sebagaimana sabda Rasulullah saw., "Pandangan adalah anak panah iblis yang beracun, siapa yang meninggalkannya maka Allah swt. memberikan keimanan dan kelezatan ibadah di hatinya."
Hadis ini diperkuat dengan hadis riwayat Jabir dari Anas dari Rasulullah saw., "Ada lima perkara yang dapat membatalkan orang puasa; Bohong, Adu domba, Sumpah palsu, Ghibah, dan melihat dengan Syahwat."
Puasa lisan
Puasa lisan, yaitu menjaga mulut agar tidak meracau (ngablo), bohong, ghibah, adu domba, berkata keji, kasar, mengundang permusuhan, dan riya', wajib baginya diam dan sibuk berzikir serta membaca Al-Quran.
Sufyan Tsauri berkata: "Ghibah merusak puasa." Bisyr b Haris meriwayatkan dari Lais dari Mujahid, bahwa ada dua hal yang merusak puasa, yaitu Ghibah dan Bohong.
Keterangan ini ditegaskan oleh hadis Rasulullah saw. bahwa puasa merupakan benteng, siapa pun yang berpuasa janganlah ia berbuat keji atau ceroboh, kalau ada seseorang yang mencaci dan menyerangnya, katakan padanya bahwa aku sedang berpuasa.
_
Dikisahkan di zaman Rasulullah saw. ada dua orang wanita yang berpuasa. Keduanya sangat lapar dan haus di waktu siang karena terlalu keras bekerja sehingga hampir saja merenggut nyawanya, lalu mereka meminta izin kepada Nabi agar boleh membatalkan puasa, dan Nabi memberikan keduanya wadah.
Rasulullah saw. bersabda; "Muntahkanlah apa yang kalian makan!" Keduanya menuruti perintah Nabi dan keduanya memuntahkan daging busuk dan daging segar sampai memenuhi wadah, sehingga membuat orang-orang terkejut.
Lalu Nabi bersabda: "Keduanya berpuasa dengan yang halal, lalu berbuka dengan yang haram - hilang pahala puasanya - artinya keduanya pernah duduk dan menggunjing orang lain, itulah makanan yang haram."
Allah swt. menyamakan orang yang memakan harta haram dengan orang yang mendengarkan hal yang sia-sia dalam Qs. Al Maidah [5]:42, 63 dan Qs. Al Nisa [3]:140, maka diam mendengarkan orang ghibah hukumnya haram, sebagaimana sabda Rasulullah saw. "Orang yang ghibah dan yang mendengar saling berbagi dosa yang sama."
_
Puasa pendengaran dan Anggota tubuh lain
Puasa pendengaran, yaitu menjaga telinga dari mendengar kesia-siaan yang tidak disukai, karena perkataan yang haram diucapkan maka haram pula didengar.
Puasa anggota tubuh lainnya, seperti menahan tangan atau kaki dari perbuatan dosa, juga menahan perut agar tidak makan makanan yang syubhat (antara halal dan haram).
Maka tak ada artinya puasa - menahan makanan yang halal - tetapi berbuka dengan makanan yang haram, ini sama bandingannya dengan orang yang membangun rumah/istana lalu dia menghancurkan satu kota, karena makanan halal dapat berbahaya bukan ditinjau dari jenisnya, tetapi dari banyaknya. Maka, puasa untuk mensedikitkan makanan halal tersebut.
Sama bandingannya dengan orang yang meninggalkan banyak pengobatan karena takut akan bahayanya, lalu beralih ke meminum racun, hal itu tindakan bodoh. Racun hukumnya haram karena dapat menghancurkan agama. Maka, makanan halal adalah obat yang bermanfaat jika sedikit dan berbahaya jika dikonsumsi berlebihan.
Hal ini sebagaimana sabda Nabi; "Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi hanya mendapatkan lapar dan haus." Maksudnya adalah mereka yang berbuka dengan makanan haram. Menurut riwayat lain, mereka yang tidak menjaga anggota tubuhnya dari dosa.
Tidak makan berlebihan
Termasuk puasa khusus yang kelima, yakni tidak terlalu banyak makan makanan halal sehingga perutnya penuh, karena tidak ada wadah (perut) yang paling dibenci Allah swt., kecuali perut yang kekenyangan makanan halal.
Bagaimana bisa puasa mengalahkan musuh Allah swt. dan menghancurkan syahwat (keinginan), kalau pelakunya melakukan balas dendam terhadap makanan yang ditinggalkan di siang hari, mungkin saja ia justru bisa menambah jenis makanan lainnya?
Bahkan, pelakunya terbiasa menyimpan makanan secara terus menerus di bulan Ramadhan, lalu memakan makanan yang tak pernah dimakan kecuali saat Romadon. Perlu diketahui, maksud puasa adalah kehampaan (kosong) dan menghancurkan hawa (keinginannya) agar jiwa menjadi kuat dan bertakwa.
Jika kita mencegah perut dari siang sampai malam sehingga syahwat kita bergairah dan kuat keinginannya, lalu kita makan sampai kenyang, maka bertambah pula kelezatannya dan berlipat lipat kekuatannya, bahkan syahwat tersebut hidup kembali dalam kondisi yang kita harapkan hancur seandainya kita tinggalkan kebiasaan buruk tersebut.
Kebahagiaan puasa dan rahasianya didapatkan dengan cara melemahkan kekuatan syahwat, yang itu menjadi perantara setan untuk kembali menjerumuskan kita pada keburukkan, dan tidak akan pernah digapai, kecuali dengan menyedikitkan makan; yaitu beberapa suap makanan yang dimakan setiap malam seandainya tak berpuasa, kalau kita gabungkan makanan siang dan malam maka tak bermanfaat puasanya.
Bahkan termasuk ada berpuasa, jangan banyak tidur di siang hari sampai kita merasakan suasana lapar dan haus, serta nampak rasa lelah, maka hal itu akan membersihkan hati dan setiap malam kita mesti terus-menerus dalam keadaan melemaskan syhawat hingga mampu tahajjud dan berdo'a menjadi lebih mudah baginya, sampai setan tidak akan memengaruhi hatinya. Maka, kita akan melihat alam Malakut.
Malam lailatul qadr adalah malah terbukanya alam Malakut, ini yang dimaksud Qs. Al-Qadr [99]:1, Siapa orang yang menjadikan antara hati dan dadanya kantong makanan maka dia terhijab.
Namun, siapa orang yang mengosongkan perutnya untuk menghilangkan hijab (penutup) itu tidaklah mencukupi selama obsesinya masih kuat kepada selain Allah swt., itulah yang penting. Dan permulaan itu semua adalah menyedikitkan makan.
Hatinya senantiasa memiliki rasa Khauf dan Raja'
Fase ke-enam tentang spesifikasi puasa khusus, yaitu hati kita selalu merasakan antara khauf (rasa takut) dan raja' (rasa harap).
Hendaklah hati kita setelah berbuka puasa selalu merasa gelisah antara takut dan harap, karena kita tidak tau apakah puasa kita diterima atau tidak, kalau diterima maka tergolong orang yang dekat kepada Allah swt., sedangkan jika tidak maka terbilang orang yang dibenci Allah swt. Hal ini sebaiknya dilakukan pada seluruh ibadahnya.
Diriwayatkan dari Hasan b Abi Hasan Al-Basri, sewaktu itu ia lewat dihadapan satu kaum, dan mereka sedang tertawa. Lalu ia berkata; "Allah menjadikan bulan Romadon arena balap untuk hambanya agar mereka berlomba-lomba untuk taat, mereka yang taat mendapatkan kemenangan dan yang tertinggal maka celaka.
Sungguh aneh orang yang tertawa saat permainan di saat yang lain memenangkan pertandingan dan sisanya terkalahkan. Demi Allah, seandainya Allah swt. membukakan penutup tersebut, maka orang baik senantiasa berbuat kebaikan, sedangkan yang buruk dengan keburukannya.
Maksudnya, kenikmatan atas pahala yang diterima mengalihkan perhatiannya dari bermain, dan kesedihan atas dosa yang diterima menutup pintu tawa.
Diriwayatkan dari Ahnaf b Qais yang berbincang dengan orang tua renta, bahwa engkau itu orang tua renta dan puasa akan melemahkanmu. Orang tua itu berkata; "Aku mempersiapkan perjalanan yang panjang. Sabar menjalankan perintah Allah swt. lebih ringan daripada menanggung siksanya."
Itulah rahasia puasa. Sudahkah kita tergolong orang-orang yang masuk kategori puasa ini? Cermatilah!
0 Comments